
Indonesia dan Kemajuannya
News | 9 June 2019
Mengingat kembali disaat mengikuti karantina Abnon Timur 2008 lalu, bahwa kebudayaan Betawi itu adalah perpaduan multikultur, Eropa, Asia dan Timur Tengah karna adanya penjajahan dan perdagangan. Jika kalian datang ke museum Fatahilah, pasti melihat banyak peninggalan bangsa Cina yang ada sangkut pautnya dengan aksesoris di kebudayaan Betawi, Bir Pletok yang awalnya di dominasi budaya nge-birnya orang Belanda yang telah menjelma menjadi minuman khas nan halal dan nasi kebuli yang berasal dari timur tengah. Tetapi pada saat itu, nenek moyang kita tetap bersatu untuk memerdekaan negara Indonesia ini, karna kita merasa senasib yaitu "Dijajah".
Jika kita ingat pada masa sejarah kemerdekaan, Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan di belahan negara lain pada saat itu 2 hari sebelumnya Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945. Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya sedangkan negara Korea sangat kurang akan sumber daya alam yang mereka miliki. Tetapi dewasa kini, tak kurang diantara kita banyak mengonsumsi budaya negeri ginseng tersebut dan menggunakan produk teknologinya (coba lihat merk mesi cucimu, tv, hp dan laptopmu).
Saat ini kita masih terlalu sibuk dengan segudang pekerjaan rumah tentang "Kualitas Manusia Indonesia". Beberapa kali kami diminta untuk bermitra / bekerjasama dalam sebuah project dengan pihak luar (Eropa dan Amerika) yang sedang mengembangkan bisnisnya, budayanya dan kepeduliannya terhadap Indonesia. Mereka sangat amat peduli dengan negara kita dengan berbagai maksud dan tujuan, tetapi kita belum sepeduli itu dengan apa yang kita punya.
Beberapa Generasi Nunduk (Langgas) sekarang lebih baik membayar mahal tiket artis luar dan ironisnya kitapun juga melihat banyak oknum Ondel - ondel menjadi pengamen disekitaran jalan Sabang Jakarta, saya melihat budaya kita malah menjadi pengemis di tanah sendiri.
Jika penjajahan jaman dulu menggunakan senjata, pun penjajahan saat ini menggunakan kecerdasan otak dan mental. Jika kita melihat negara Singapura yang multikultur saja bisa berkembang dan menjadi salah satu negara yang termasuk mahal dalam tujuan destinasi berwisata, Malaysia dengan khas negeri Jiran yang tetap berkembang tanpa isu apapun. Tetapi di negara kita sendiri, baru saja bisa berkembang saja sudah di cibir isu ini itu.
Semua berawal dari mindset yang berakar dari lingkungan, keluarga dan pendidikan. Tidak ada salahnya banyak perusahaan asing yang mencoba untuk expand ke Indonesia disaat kita sendiri terlau "sibuk" dengan apa yang kita ributkan jauh semakin tertinggal apa yang seharusnya kita siapkan sebelum perusahaan asing lainnya masuk ke Indonesia.
Cobalah untuk berkaca, apa yang telah kita lakukan sejauh ini, apa sudah cukup memberikan pengaruh kepada lingkungan sekitar? Lagi - lagi kita dijajah karna ketertinggalan menjadi terlalu sibuk terhadap sesuatu yang terlalu idealis, perbedaan, sampai lupa kita tidak maju2.
Others
Indonesia dan Kemajuannya
9 June 2019
Muda Mudi Indonesia Harus Lebih Kompeten
9 June 2019
Sekecil Usahamu, Harus Pegang Kendali
9 June 2019
Design Yang Tepat Sasaran
9 June 2019
Turning strategies
into stories that sell

